Minggu, 19 Oktober 2008

Age of Conan : Hyborian Adventures


Bagi Anda, tema barbarian, monster raksasa dan demon adalah satu kesatuan bagi sebuah genre MMOG fantasi. Tapi ketika Anda nanti menjajal game buatan Funcom, Anda akan sadar kalo game yang mereka buat diarahkan ke hal-hal yang tak lazim. Pada opening game ini Anda melihat karakter Anda sendiri, yang mana diceritakan sebagai mantan budak, terdampar di pesisir pantai tropis bernama Tortage setelah topan menghajar penjara tempat Anda bernaung.

Setelah misi tutorial yang mengajarkan Anda beberapa teknik dasar game ini, Anda lalu masuk ke pedalaman kota Tortage dan mulai terlibat dalam beberapa konspirasi yang terjadi di sana sembari mengejar tujuan akhir Anda sebagai seorang hero. Selain ceritanya yang memang di atas rata-rata, perbedaan besar game ini dibanding MMOG lain adalah game ini bisa dikatakan nggak sepenuhnya multiplayer.

Awalnya, game ini memang diperuntukan untuk singleplayer, jadi para newbie nantinya akan ditutor terus dari level rendah, hingga akhirnya mereka baru dilepas ke dunia yang lebih luas dan juga lebih multiplayer. Tapi konsep ini kemudian berubah, jadi developer Funcom mengembangkan sistemnya menjadi seperti ini: di saat siang, Tortage adalah area buat multiplayer, sehingga Anda bisa menjalankan quest secara sosial bersama gamer lain, tanpa memengaruhi jalan cerita utama. Tapi begitu suasana berubah ke malam hari, permainan akan berubah bentuk menjadi instance dan secara efektif berubah menjadi singleplayer.

Di sinilah Anda mengembangkan karakter di semua campaign, dan dengan konsep seperti ini, Anda bisa memainkan game Age Of Conan dengan gaya quest yang lebih dramatis ketimbang bermain ala MMOG standar yang persisten dan dipenuhi dengan banyak orang. Jadinya, nih game berkembang dari yang sekedar berpola permainan seperti bunuh monster, kumpulkan barang drop-an, dan menjalankan quest berulang-ulang menjadi lebih termotivasi dengan adanya pohon dialog, dan juga skema permainan ala RPG singleplayer standar.

Lalu konsep lainnya yang diperkenalkan di game ini adalah kemajuan karakter, tadinya, semua elemen kemajuan karakter seperti level, skill dan kelas karakter ditahan selama bagian tutorial Tortage berakhir. Artinya, sedari karakter Anda masih menjadi mantan budak hingga tutorial Tortage selesai, Anda hanyalah bisa memilih rupa karakter, mulai dari penampilan dan juga ras human yang katanya ada 3 macam, tanpa adanya perubahan pada gameplay. Proses pembuatan karakternya pun sekeren tool kreasinya RPG Elder Scroll: Oblivion.

Memilih kelas karakter, baru bisa dilakukan ketika karakter mencapai level 5 dan pilihan lainnya tetap belum bisa diakses, tapi begitu ada saran dari para beta tester, konsep seperti ini nggak lagi dilanjutkan, di level pertama saja Anda udah boleh memilih kelas karakter utama. Meski ide awal ini boleh dibilang unik, tapi ini nggak membatasi player-playernya untuk memilih jalan apa yang mereka inginkan di awal, setidaknya ini menghindari masalah banyaknya pembuatan karakter sekunder di sesi tutorial saja
(karena udah mengetahui banyaknya kesalahan di awal mungkin?).

Pertarungan di Age Of Conan, setipe sama Tabula Rasa dan Hellgate: London’s, dibikin cukup mendalam dari cuma sekedar formula dasar yang mengunci target kemudian menghajarnya dengan serangan otomatis. Sistem di game menggunakan campuran antara serangan terarah dengan sejumlah tombol dan sistem kombo yang disederhanakan.
Setiap musuh memilih kecenderungan menyerang dari kiri, kanan dan atas. Itu terlihat dari meteran putih yang ada di sisi di mana monster memiliki kecenderungan penyerangan, yang bisa kelihatan begitu kursor disorot ke monster.

Tapinya, kondisi ini bisa bertukar-tukar tergantung kondisi, membuat Anda terus mengubah arah serang di ketiga arah ini. Sistem kombonya, bisa dilakukan dengan melihat dari tingginya jumlah tombol atau dari ikon meteran di bawah layar.

Begitu dijalankan, Anda kudu menekan tombol-tombol arah dalam satu sekuens yang muncul di layar. Kemudian ada juga bentuk kuda-kuda yang kudu Anda atur, antara yang lebih menyerang dan yang lebih bertahan, semuanya akan memengaruhi kelancaran bertarung.

Awalnya mungkin sistem kendali ini bakalan menyulitkan, bukan karena kompleksnya kombo, tapi dari layout kontrol yang kudu disesuaikan dengan gerak tangan Anda di kibor dan mouse. Sejumlah tombol membuat jari Anda sulit bergerak dari posisinya di kibor dan mouse nggak bisa digunakan untuk memutar pandangan ketika menekan ikon meteran. Kebutuhan akan kelancaran setiap serangan, antara lain kombinasi antara pertukaran kuda-kuda, pengaktifan kombo dan meminum potion, bakal bikin kendali agak ribet sedikit. Ada saatnya Anda akan merasa terlalu banyak berurusan dengan manajemen mikro dari kontrol di game ini. Tapi sekali lagi, semuanya masih bisa berubah koq.

Tidak ada komentar: